Pembentukan Lebih Lanjut




Pembentukan Lebih Lanjut
Pembentukan lebih lanjut ialah pembentukan kata turunan melalui proses morfologi bahasa Indonesia dengan kata-kata serapan sebagai bentuk dasarnya.. Proses pembentukan itu ada tiga macam, yaitu pengimbuhan, pengulangan, dan pemajemukan.

·         Kata-kata yang diawali oleh konsonan hambatan tak bersuara lpl,/tl,/kl, dan geseran apiko-alveolar Isl jika mendapat awalan meng- atau peng- fonem tersebut hilang atau luluh.
Contohnya:
-       pukul menjadi memukul ==> Orang itu sedang memukul batu dengan palu
-       tolong menjadi menolong ==> Budi menolong Andi yang kesusahan

·         Kata-kata serapan yang diawali dengan konsonan hambatan bila tak bersuara /p/ jika mendapat awalan meng-, peng-, atau peng-an maka akan melebur.
Contohnya:
-       Parkir menjadi memarkir ==> Dia sedang memarkir motornya.
-       Potret menjadi Memotret ==> Pendaki gunung itu sedang memotret pemandangan

·         Kata-kata serapan yang diawali dengan konsonan hambatan apiko dental tak bersuara /t/
Contohnya:
-       Teror menjadi meneror ==> orang itu pernah meneror temannya
-       Telpon menjadi menelpon ==> Dika sedang menelpon ayahnya

·         Konsonan geseran labio-dental tak bersuara /f/ dulu disesuaikan dengan system fonologi bahasa Indonesia menjadi /p/. Yang sudah disesuaikan menjadi /p/ mengalami penghilangan atau luluh, sedang apabila tetap /f/ mendapat sengauan yang homorgan, yaitu /m/.

Contohnya:
-       pikir menjadi pemikiran ==> pemikiran dia dengan saya hampir sama
-       fitnah menjadi memfitnah ==> memfitnah orang itu tidak baik

·         Konsonan hambatan dorso-velar tak bersuara /k/ yang mendapat mendapat awalan meng- atau konfiks peng-an akan luluh.
Contohnya:
-       katrol menjadi mengatrol ==> orang itu sedang mengatrol dari bawah ke atas.
-       Konsep menjadi mengonsep ==> mengonsep itu lebih mudah disbanding praktek

·         Kata-kata  serapan  yang  diawali  dengan  fonem  geseran  apiko-dental  tak bersuara /s/ ada yang mengalami peluluhan ada yang tidak.

Contohnya:

-       Stop menjadi menyetop ==> Dewi menyetop angkot untuk naik.
-       Setor menjadi menyetor ==> Bapak itu menyetor duit kepada leasing.

·         Kata dasar serapan yang diawali oleh gugus konsonan /pr/ jika mendapat awalan meng- /p/ tidak luluh. Tetapi apabila mendapat konfiks peng-an /p/-nya luluh.

Contohnya:
-       Pemroduksian menjadi pemprokdusian ==> Pabrik itu melakukan pemproduksian bahan tekstil
-       Pemrograman menjadi pemprograman ==> mesin itu dibuat oleh pemporgraman ahli mesin

·         Kata-kata serapan yang diawali dengan gugus /kr/ kreatifkonsonan /k/-nya tidak hilang bila mendapat awalan meng-.

Contohnya:
-       Kritik menjadi Mengkritik ==> mengkritik adalah hal yang wajar untuk kemajuan
-       Kristal menjadi Mengkristal ==> air tersebut tiba tiba mengkristal dan menjadi es

·         Kata-kata serapan yang diawali dengan gugus konsonan /tr/, /st/, /ski, /sp/, /pl/, /kl/ tidak pemah mengalami peleburan dengan awalan meng-, peng-, maupun konfiks peng-an.

Contohnya:
-       Traktir menjadi Mentraktir ==> Dia mentraktir teman nya satu kelas.
-       Plester menjadi Memplester ==> Tukang bangunan sedang memplester tembok

·         Kata-kata serapan yang diawali oleh gugus konsonan yang terjadi atas tiga fonem dan fonem yang pertama berupa hambatan atau geseran tak bersuara, kalau ada, sudah tentu konsonan pertamanya tidak pemah lebur apabila mendapat awalan meng- ataupeng-.
·         Kata-kata serapan itu tentu saja juga dapat mengalami proses pengulangan. Kata-kata serapan tidak dapat mengalami perulangan sebagian yang berupa dwipurwa atau dwiwasana. Pada pengulangan dengan awalan konsonan awal pada suku ulangannya juga tidak luluh.

Contohnya:
-       mempraktis-praktisan ==>  Ayah mempraktis-praktisan barang agar tertata lebih rapih
-       menstabil-stabilkan ==> Pemerintah sedang menstabil-stabilkan harga bahan pokok

SUMBER:
·         Buku Bahasa Indonesia Penerbit Gunadarma


Previous
Next Post »